🏑 Analisa Budidaya Bawang Merah

Metode analisis yang digunakan terdiri dari analisis regresi linier berganda dan analisis koefisien variasi (CV). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, tingkat produksi bawang merah masih rendah dengan rata-rata produksi 5,6 ton/ha. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah adalah luas lahan dan jumlah bibit. Budidaya tanaman bawang merah membutuhkan tanah yang memiliki struktur remah, dengan tekstur sedang sampai liat, mengandung bahan organik tinggi, memiliki drainase dan aerasi yang baik serta Rata-rata harga tertinggi yang bersedia dibayarkan oleh konsumen adalah sebesar Rp38.272,00/kg untuk komoditas bawang merah, Rp 41.800,00/kg untuk komoditas cabai merah atau cabai merah keriting Bahri, J. 2010. Kajian Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) dengan Penambahan Arang Sekam dan Pemupukan Kalium. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Basuki, R. S. (2014). Identifikasi Permasalahan dan Analisis Usahatani Bawang Merah di Dataran Tinggi Pada Musim Hujan di Kabupaten Majalengka. Budidaya bawang merah memiliki tantangan berupa Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa tingkat risiko usahatani bawang merah di Kota Batu termasuk dalam kategori tinggi. Petani bawang herbal. Produksi bawang merah propinsi Jawa Timur pada tahun 2010 sebesar 203.739 ton dan memberikan kontribusi sebesar 18% dari produksi bawang merah nasional (BPS, 2010). Sedangkan kebutuhan domestik terhadap konsumsi bawang merah sebesar 976.284 ton (konsumsi = 795 264 ton; benih, ekspor dan industri = 119 286 ton). Mengingat kebutuhan land (Bank Indonesia, 2013). Usaha budidaya bawang merah ini umumnya merupakan usaha keluarga yang telah dilaksanakan secara turun-temurun. Sebagian besar petani bawang merah sudah melakukan budidaya bawang merah hingga 15-25 tahun. Motivasi pendirian usaha ini di antaranya adalah karena harga jual bawang merah yang Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui konsentrasi POC yang tepat untuk pertumbuhan dan produksi bawang merah. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 6 perlakuan konsentrasi, P0 = 100 % pupuk inorganik (Kontrol), P1 = 50% pupuk inorganik 50 % + 2 mL L -1 POC, P2 = 50% pupuk inorganik + 4 mL L-1 POC, P3 = 50% pupuk inorganik teknologi budidaya bawang merah berhubungan erat dengan nilai signifikansi sebesar 0,53. Persepsi petani terhadap penerapan komponen teknologi budidaya bawang merah mendapatkan respon positif yang dinyatakan mudah dengan rerata skor 2,74. Kata kunci: Bawang merah, persepsi, teknologi dalam mengadopsi teknologi. Informasi i PENDAHULUAN .

analisa budidaya bawang merah